Pandangan mata, pandangn hidup

Pandangan Mata dan pandangan hidup

Seiring waktu berjalan pasti yang bayi jadi tua juga. Namun sebelum tua dewasa dulu sepertinya ya? kalau jawabanya iya, tentunya setiap orang selalu punya pandangan jadi apa nantinya? Kerja apa nantinya? Makan apa nantinya? atau yang penting juga nikah sama siapa ya nantinya? namun semua tanda tanya yang ada dikepala itu akan terjawab sendirinya dengan waktu yang memaksa untuk terus berlalu.

kalau cinta dari mata turun ke hati (asal jangan kepleset nanti jadi turun ke kali), kalau pandangan hidup dari mana datangnya?

"sulitkan jawabnya?"

"tidak juga"

"la terus gmana jawabnya!"

"yang namanya pandangan itu ya dari mata"

begitu kira-kira suasana debat di pikiran saya saat ini. Tentang pandangan mata yang ternyata mengefek ke pandangan hidup.
"Faham?"
"...."
tenang!!! saya jelaskan. Kurang lebih begini maksudnya. Yang jelas dimanapun orang dibesarkan disitu pula dia membangun karakter dan jati diri, selain itu dilokasi itu pula seorang dipandu oleh keadaan untuk memberi sinyal akan masa depan yang mau tidak mau harus dia fikirkan, misalnya saya hidup di tempatnya para pedagang tentu cita-cita saya tak jauh dari berdagang, tinggal dia memandang hal itu sebagai anugrah atau malah musibah. Kalau menerima situasi dilingkunganya sebagai hal yang tidak keren, tentu dia sudah punya pandangan yang lebih keren yang saya yakin tidak jauh-jauh juga dari tempat ia tumbuh menjadi dewasa. Sebenarnya ada faktor lain yang juga mempengaruhi yakni "pendidikan" , namun seiring waktu berjalan pendidikan bisa juga dikategorikan lingkungan.

Kala anda sudah mulai bingung saya akan menjelaskan hubungan pandangan mata dan pandangan hidup. sudah siap? kalau belum siap juga tidak apa-apa. toh sering waktu pandangan mata akan membawa kita berfikir untuk memandang masa depan kita selanjutnya. Jadi kalau ingin masa depanmu lebih kinclong mungkin kamu bisa mengalikan pandangan ke hal yang lebih berfariatif misal dengan membaca buku atau dengan membaca teknologi informasi yang sudah semakin cangggih. Lebih dari itu harus ada keberanian juga agar pandangan mata yang kemudian menjadi pandangan hidup bisa menjadi kenyataan.

"lalu caranya gimana itu"si peragu mulai mengajukan pertanyaan di pikiran saya

"caranya dengan tidur saja lalu bermimpi yang indah" si jutekan angkat mulut menjawabnya

"lohh... bukanya itu malah memperburuk malahan, bukanya sebaiknya kita take action untuk mewujutkan impian kita" si peragau menjawab dengan semangtanya alias gaya sok hebatnya, namun sepertinya tidak dengan si jutekan, dengan pandangan yang waspada dia lau angkat mulut lagi

"sudah tahu nanya......"

sedikit semoga bermanfaat.. ;)